Jumat, 15 Maret 2013

Perasaan dan Emosi - Psikologi semester 1


MAKALAH PSIKOLOGI
KEMAMPUAN PERASAAN dan EMOSI
  
Disusun : 
I Adam rahadian ashari
I Ahmad rijal hadiyan
I Ana adelia khoirunnisa
I Ari wahyuni
I Dea andriyawan
I Dian ekawati
I Ela sari

Ilmu komunikasi jurnalistik A
Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Dengan judul PERASAAN dan EMOSI
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

BANDUNG,07-NOVEMBER-2012

Penyusun


Kemampuan Perasaan dan Emosi

PERASAAN
Perasaan atau dalam istilah lain disebut "Renjana" adalah gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan pertiepsi dan thalami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan tingkatannya.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun menghadapi stimulus yang sama. Kualitas perasaan ditentukan oleh perasaan senang-tidak senang, gembira sedih, dan simpati-antipati.

CIRI-CIRI PERASAAN
Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
• Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola favoritnya menang.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma masa lalu.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
• Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih karena tim favoritnya kalah.
• Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
• Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya baik.
• Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas
.


JENIS PERASAAN

Bigot dkk. (1950) memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1.    Perasaan keinderaan, yaitu perasaan yang berkaitan dengan alat indera, misal perasaan yang berhubungan dengan pencecapan, misal rasa asin, pahit, manis dan sebagainya.
2.    Perasaan psikis atau kejiwaan, yang masih dibedakan atas:
a.  Perasaan intelektual
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang dapat memecahkan sesuatu soal atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya. Perasaan ini juga merupakan pendorong atau motivasi individu dalam berbuat dan merupakan motivasi dalam lapangan ilmu pengetahuan.
b. Perasaan kesusilaan
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut norma-norma kesusilaan.
c. Perasaan keindahan atau perasaan estetika
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami sesuatu yang indah atau yang tidak indah.
d. Perasaan kemasyarakatan atau perasaan sosial
Yaitu perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan interaksi sosial, yaitu hubungan individu satu dengan individu lain.
e. Perasaan harga-diri
Perasaan harga-diri ini dapat positif, yaitu apabila individu dapat menghargai dirinya sendiri dengan secara baik, tetapi sebaliknya perasaan harga-diri ini dapat negatif, yaitu apabila seseorang tidak dapat menghargai dirinya secara baik.
f. Perasaan KeTuhanan
Perasaan ini timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat serba sempurna. Perasaan ini merupakan perasaan tertinggi atau terdalam. Perbuatan manusia yang luhur, yang suci bersumber pada perasaan keTuhanan ini. Dengan perasaan keTuhanan segala sesuatu akan tertuju kepadaNya.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PERASAAN
a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
• Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
• Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
• Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
• Individu yang kepribadiannya mudah marah.
• Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang
  sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang normal.

Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi, dan ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan
a. saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang timbul tatkala pal itu sudah menjadi kenangan.
b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens daripada mendengar suara gaduh.
c. Intensitas dipengaruh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang berulang¬ulang membosankan, perasaannya tidak senang dibanding pada saat pertama kali memutar VCD tersebut.


Dimensi Perasaan
Menurut Wund
Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu:
a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya jelek
b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima masuk akademi keperawatan,
perasaannya gembira disertai menari-nari.
c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Contoh:
• Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan ke Sl Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
• Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya betul-betul gembira sekali.


Emosi
Emosi adalah merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat, karena itu emosi lebih intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) adanya tiga rules, yaitu :
  1. masking
Yaitu keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya.
  1. modulation
Yaitu orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja.
  1. simulation
Yaitu orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian.

TEORI-TEORI EMOSI
  1. Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanian.
  2. Teori yang hanya mencoba mengklasifikasikan dan mendiskripsikan pengalaman emosional (emotional experiences).
  3. Melihat emosi dalam kaitannya dengan perilaku, dalam hal ini adalah bagaimana hubungannya dengan motivasi.
  4. Teori yang mengaitkan dengan aspek kognitif.

AFEK DAN EMOSI
Ak fek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
• Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, clan membanting benda dari sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat, dan gemetar.
• Anak yang fidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.

JENIS GANGGUAN AFEK DAN KOMUNIKASI
a. Depresi atau melankolis
• Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
• Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, TD dan Pols turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
b.K ecemasan (ansietas):
• Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, dan lekas terkeiut.
• Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, TD meninggi, peristaltik bertambah.


Sakit Mental karena Gangguan Emosi
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Sakit mental karena gangguan emosi antara lain:
a. Neurosis cemas-Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Kecemasan tidak ada kaitannya dengan benda atau keadaan, tetapi mengambang bebas.
Gejalanya: .

• Faktor somatik, misalnya napas sesak, dada tertekan, kepala seperti mengambang,
  linu, lekas
  capek, keringat dingin, dan palpitasi.
• Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara cepat
  terputus-putus.
b. Neurosis histerik-Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya: Kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia, analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state.
c. Neurosis fobik-Adanya perasaan takut yang.berlebihan terhadap benda atau keadaan, yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.
d. Neurosis depresi-Gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya:
• Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan..
• Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, malas bergaul.


KESIMPULAN

Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state) yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.

Referensi :

http://riswantobk.wordpress.com/2011/05/02/definisi-perasaan-dan-emosi/
http://www.wikipedia.com
http://jenis perasaanemosi.org

Motif dan Motivasi - Psikologi Semester 1


MOTIF DAN MOTIVASI
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Psikologi


 









Disusun Oleh:
*Adit Saputra                             (11240500)
*Ainun Habibah               (11240500)
*Anthea Noviana             (11240500)
*Aris Ginanjar                  (11240500)
*Bayu Rizki                      (11240500)
*Dedi Anggara                 (11240500)
*Dini Afianti Efendi                   (1124050035)
*Elma Salma Zakiyah      (11240500)
Ilmu Komunikasi Jurnalistik/Semester I/A

Ilmu Komunikasi Jurnalistik
Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung Djati Bandung
Tahun 2012




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Selama paling sedikit dua ribu tahun, para filsuf barat meneliti “alasan” dan “hasrat”, dua unsur berbeda yang diyakini bertentangan. Baru kemudian pada pertengahan abad ke-19, studi mengenai motivasi memperlihatkan kaitan keduanya. Ketika itu sangat dipengaruhi oleh Teori Evolusi dari Charles Darwin yang menyatakan bahwa manusia berevolusi dalam pergulatan keras dengan alam (Selection of Natural).
Ahli Biologi dan Psikologi menyatakan “hasrat” seperti itu secara mekanis mengendalikan tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan badaniah-nya. Sebagai contoh, seseorang yang merasa lapar karena mengerutnya perut yang kosong, akan termotivasi untuk makan. Motivasi internal seperti ini menjadi alasan yang lebih diterima daripada alasan eksternal, seperti alasan karena mencium bau sedap makanan.
Sementara itu, beberapa eksperimen yang diadakan oleh seorang psikolog, R.S. Woodworth, dengan cara persaingan (competition), persaingan diri (self competition) dan pembuatan jarak (pace maker). Membuktikan bahwa perangsang-perangsang dapat menimbulkan “motif” untuk mencapai tujuan.
A.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dari motif dan motivasi?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi?
3.      Apa yang di maksud dari konasi (kehendak) ?
4.      Bagaimana pembagian dari konasi (kehendak) ?
5.      Apa saja aliran yang ada dalam kehendak ?
6.      Apa perbedaan konasi (kehendak) dan motivasi ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Motif secara etimologi, motif dalam bahasa inggris motive, berasal dari motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”, yang menunjuk pada gerakan manusia sebagai “tingkah laku”. Dalam psikologi motif berarti rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku itu.
Seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat).
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Dalam motif, pada umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu kebutuhan dan tujuan. Proses interaksi timbal balik antara kadua unsur ini terjadi dalam tubuh manusia, walaupun dapat dipengaruhi oleh hal-hal dari luar diri manusia. Karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, setiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik antara tiga faktor, yaitu:
1.      Dorongan spontan manusia, yaitu dorongan yang tidak ditimbulkan dengan sengaja. Seperti dorongan seksual, nafsu makan dan kebutuhan akan tidur.
2.      Ke-aku-an manusia, dimana manusia menyetujui dorongan spontan tadi untuk menjadi miliknya, sehingga kemudian menjadi sebuah “kejadian”. Misalnya dengan menunda makan, walaupun ia merasa lapar.
3.      Lingkungan hidup manusia.
Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. ada beberapa kriteria motif, berikut ini adalah motif-motif yang timbul pada diri manusia ketika berkomunikasi:
1.      Motif informatif, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan.
2.      Motif hiburan, yaitu hal-hal yang berkenaan untuk mendapatkan rasa senang.
3.      Motif integrasi personal, merupakan motif-motif yang timbul akibat keinginan untuk memperteguh status, kredibilitas, rasa percaya diri, dll
4.      Motif integratif sosial, dimaksudkan untuk memperteguh kontak sosial dengan cara berinteraksi dengan keluarga, teman, orang lain.
5.      Motif pelarian, merupakan motif pelepasan diri dari rutinitas, rasa bosan, atau ketika sedang sendiri.
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1.      Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
2.      Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3.      Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4.      Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
5.      Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
1.      Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
2.      Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3.      Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
4.      Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
C.    Pengertian Konasi (Kehendak)
Kehendak adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak itu merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam realisasinya kehendak ini bertautan dengan pikiran dan perasaan.
Dalam arti lain, kehendak adalah suatu kekuatan dari beberapa kekuatan seperti uap dan listrik. Kehendak juga adalah penggerak manusia dan daripadanya timbul gejala perbuatan yang hasil dari kehendak dan segala sifat menusia dan kekuatannya seolah-olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh kehendak.
Kehendak disebut juga dengan azam, yang mana azam tersebut datang dari keinginan yang menang dan kemudian diikuti dengan perbuatan.
Kehendak itu mempunyai dua macam perbuatan, yaitu : kadang-kadang ia menjadi pendorong dan kadang-kadang ia menjadi penolak.
Perbuatan terdapat 2 (dua) macam, yaitu :
1.      Perbuatan bukan hasil kehendak, yakni yang tidak ada hubungannya dengan kehendak. Seperti detak jantung, bernafas dan mengedipkan mata.
2.      Perbuatan hasil dari kehendak, kejujuran dan keberanian timbul dari kehendak yang mendorong kekuatan manusia kepada jalan tertentu atau kehendak lain yang melarangnnya kepada kehendak tertentu. Demikian juga dusta dan lainnya yang bersifat negative.
Menurut Kahn, kehendak itu adalah satu-satunya permata yang menyinari dengan sinar tertentu. Beliau juga membuka risalahnya yang terkenal dalam ilmu akhlak, dengan kata lain; “di dunia bahkan diluarnya tidak ada sesuatu yang bersifat dengan tiada ikatan atau syarat, kecuali kehendak”. Maka harta benda, pangkat, kesehatan dan sebagainya bersifat baik dengan syarat mempergunakannya dalam tujuan baik.
D.    Bagian-bagian dalam Kehendak
1.      Dorongan-dorongan (drives)
Dorongan adalah sesuatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung diluar kesadaran kita. Pengertian lain dorongan adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini sudah ada sejak manusia lahir, sering tidak disadari dan sering lepas dari kontrolnya manusia. Dorongan tersebut sangat erat hubungannya dengan perasaan-perasaan yang paling dalam.
Dorongan dalam hal ini memiliki duia macam, yaitu :
a.       Dorongan individual; seperti dorongan untuk makan, minum, berkelahi, berjuang, merusak dan lain-lain.
b.      Dorongan social; seperi dorongan seks/kelamin, dorongan untuk hidup berkawan, dorongan untuk berbuat kebaikan, dorongan hidup rukun, toleransi dan lainnya.
2.      Keinginan
Keinginan adalah dorongan nafsu  yang tertuju pada arah dan tujuan tertentu. Jika dorongan telah tertuju pada tujuan yang nyata/konkret dan tertentu, misalnya disitu akan terjadi dorongan keras dan terarah pada suatu objek tertentu, maka nafsu itu disebut keinginan. Misalnya, nafsu makan menimbulkan untuk memakan sesuatu, nafsu kerja menimbulkan keinginan untuk mengerjakan kekuatan, dan berbagai nafsu lainnya.

3.      Hasrat
Hasrat dalah suatu keinginan tertentu yang dapat di ulang-ulang. Hasrat mempunyai beberapa cirri, antara lain :
a.       Hasrat meruapakan motor penggerak perbuatan dan kekuatan manusia;
b.      Hasrat berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun negative. Positif berarti mencapai sesuatu yang dianggap baik, berharga atau bernilai, sedangkan negative berarti menghindari sesuatu yang didak berharga atau tidak berguna sama sekali.
c.       Hasrat selamanya tidak terpisah dari gejala mengenal (kognisi) dan perasaan (emosi). Dengan kata lain, hasrat tidak dapat dipisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain.
d.      Hasrat diarahkan pada penyelenggaraan suatu tujuan, maka didalam hasrat terdapat penjelmaan kegiatan.
Gejala hasrat ini tidak hanya terjadi pada manusia, tetapi terjadi juga pada tumbuhan dan hewan. Gejala tersebut disebut gejala tropisme, yaitu yang menyebabkan timbulnya gerak ke suatu arah tertentu. Ini terjadi jika mendapat rangsangan dari luar semata, jadi tidak ada pendorong dalam untuk tujuan tertentu.
4.      Kecenderungan
Keinginan-keingan yang sering muncul atau timbul disebut kecenderungan. Kecenderungan
sama dengan kecondongan yang merupakan hasrat aktif yang menyuruh kita agar lekas bertindak. Hal ini dapat menimbulkan dasar kegemaran terhadap sesuatu.
Paulhan, seorang psikolog Perancis mengelompokan kecenderungan tersebut sebagai berikut :
a.       Kecenderungan vital; lahap, rakus sedang atau ‘matig’ kecenderungan minum-minuman keras dan lain-lain.
b.      Kecenderungan egoistis; kikir, cinta diri, individualistis, brutal, menyendiri, narsistis atau merasa paling ‘super’ dan lainnya.
c.       Kecenderungan social; kecenderuangan berkumpul dengan orang lain (persahabatan), kerukunan, gotong royong, dan sebagainya.
d.      Kecenderuangan abstrak;  jujur, adil, sadar akan kewajiban, tanggungjwab, munafik, menipu, mengecoh dan lain sebagainya.
Kecenderungan disebut juga kesiapan reaktif yang habitual. Kecenderungan merupakan sifat/watak kita yang disposisional yaitu bukan merupakan tingkahlaku itu sendiri. Akan tetapi meruapak sesuatu yang memungkinkan timbulnya tingkahlaku dan mengarahkan pada objek tertentu. Kecenderungan sifatnya bukan herediter yakni tidak dibawa sejak lahir, juga tidak mekanistis kaku seperti reflex dan kebiasaan. Sifatnya bisa sementara namun kadangkala juga bisa bersifat menetap.
5.      Hawa Nafsu
Hawa nafsu adalah hasrat yang benar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi jiwa kita. Dan hawa nafsu itu bergerak dan berkuasa didalam kesadaran. Dalam pengertian ini nafsu meruapakan Kecenderungan yang kuat, hebat sekali sehingga bisa mengganggu keseimbangan fisik.
Nafsu ini bisa menyingkirkan pertimbangan akal. Dan pengertian ahti nurani, ,emyingkirkan pula segala hasrat yang lainnya. Sebagai contohnya adalah nafsu bermain judi, nafsu meminum minuman keras, nafsu membunuh dan nafsu lainnya yang dapat menimbulkan kepedihan dan kesengsaraan hidup serta merusak lahir bathin.
Macam-macam pengekang hawa nafsu adalah :
a.       Mengekang nafsu dan amarah; hal ini berarti jika kita mudah terbawa amarah dan selalu marah terhadap sesuatu hal yang kecil dan sepele dikatakan sebagai hal yang buruk.
b.      Mengekang nafsu dari susah da marah, karena hal yang demikian ini membawa keseluruhan didalam kemurnian hidup. Adapun agar kita selamat di dunia ini adalah dengan cara :
1)      Dengan hidup akal yang murni.
2)      Dengan menguasai diri dengan cinta hidup, bukan bunih diri dengan zuhud dan menekan syahwat tubuh.
c.       Mengekang nafsu terhadap keseimbangan dalam  syakhwat tubuh terutama minuman keras dan perempuan.
6.      Kemauan
Kemauan adalah dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatanyang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya.
Adapun yang menjadi cirri-ciri kemauan adalah :
a.       Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang dimiliki oleh manusia, karena dorongan meruapakan sesuatu yang disadari dan dipertimbangkan.
b.      Gejala kemauan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya perhatian atau minat-minat, mendorong gerak aktivitas kea rah tercapainya suatu tujuan. Maka gejala kemauan menghendaki adanya aktivitas pelaksanaan.
c.       Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik pertimbangan akal atau pikiran yang menentukan benar salahnya perbuatan. Kemauan ataupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya, halus tidaknya suatu perbuatan.
d.      Pada gejala kemauan tidak hanya terdapat pertimbangan piker dan perasaan saja, tetapi seluruh pribadi memberikan pertimbangan, memberikan pengaruh, dan memberikan corak pada kehidupan manusia.
e.       Didalam gejala kemauan terdapat sikap aktif dan giat, karena timbulnya dorongan kemauan tertentu sekaligus timbul tujuan apa yang akan dicapai dengan dorongan itu.
Gejala kemauan akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan kemauan. Perbuatan kemauan bukanlah aktivitas yang kebetulan, tetapi merupakan tindakan yang disengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan.
E.     Aliran dalam Kehendak            
Kemauan itu bukanlah keinginan, orang yang ingin belum tentu mau, dan sebaliknya orang yang mau belum tentu ingin. Menurut Augustine, kemauan merupakan pengendalian dari keinginan. Kemauan tidak selamanya bebas. Kemauan dapat bekerja, baik secara paksaan ataupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang bebas adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan sendiri, sedangkan kemauan yang terikat adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatas oleh norma social ataupun kondisi lingkungan.
Kekuatan kemauan beraksi apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan. Bila ditekankan pada kepentingan pribadi, maka kemauan mengaktualisasika diri sebagai kekuatan mendorong untuk mencapai tujuan. Bila ditekankan pada segi lainnya, maka kemauan mengaktualiasasikan diri sebagai kekuatan yang menarik perbuatan mencapai tujuan.
Dalam kehendak, terdapat 2 (dua) aliran, yaitu :
a.      Determinisme
Aliran ini menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai daya pilih, jadi ia tidak memiliki kehendak yang bebas. Semua tindakan tertentukan tindakan manusia, bagaimanapun kompleksnya, semua dapat diperhitungkan sebelumnya, kalau orang mengingat dan tahu apa saja yang dapat mempengaruhi manusia. Jika sekarang belum dapat menentukan dan mengetahui sebelumnya apa yang dapat dilakukan oleh manusia, kebiasaannya, sikapnya dalam menghadapi hal tertentu, itu semuanya belum melengkapi kita terhadap unsure yang menentukan manusia itu.
Macam determinisme itu amat banyak, dan tidak semua mengajukan alasan yang sama. Dalam hal ini, mereka sama : dalam tindakannya, manusia tidak dapat memilih, ia ditentukan.
b.      Indeterminisme
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran determinisme. Disebut demikian karena menyatakan bahwa manusia dalam tindakannya tidak semata-mata ditentukan. Bahwa tentu ada sebab musabab dalam tindakan manusia, sehingga tindakan itu menjurus pada suatu arah, sama sekali tidak disangkal. Tetapi bagaimanapun juga banyaknya pengaruh yang mendorong tindakannya itu manusia lain tak mungkin dapat memperhitungkan seluruhnya secara pasti dan positif.
Menurut aliran indeterminisme bahwa manusia mungkin mengubah jalan kejadian dalam rangka situasi yang membatasi dirinya dan mengubahnya tak dapat diramalkan secara pasti. Jadi, indeterminisme mengakui adanya kehendak, yaitu daya pilih.
Dalam penyelidikannya N. Ach (1872) dan aliran Wurburg mengajukan suatu momen yang dinamakan sebagai momen objektif. Disitu apa yang diinginkan manusia itu ada, jadi objek kehendak itu ada. Objek itu hanya mungkin ada pada pikiran atau cita-cita saja, mungkin juga ada sesuangguhnya. Dalam momen ini manusia lebih sadar akan tindakannya yang akan dilakukan, sedangkan ia belum bertindak benar-benar. Disanalah kekuatan kehendak yang amat disadari, artinya mungkin terjadi tindakan (kehendak itu).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konasi (kehendak) dan motivasi saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, akan tetapi memiliki perbedaan yang tidak jauh beda, karena konasi lebih condong berasal dari apa yang ada dalam diri manusia itu sendiri, baik secara individu maupun sosial, sedangkan motivasi dapat berasal dari dalam diri manusia itu sendiri ataupun berasal dari luar yaitu orang lain atau faktor lingkungan, yang menimbulkan motif seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

 
DAFTAR PUSTAKA
  • As’ad, Moh, 1998. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
  • Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
  • Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
  • Abdul Mun’im Qandil, Figur Wanita Sufi : Perjalanan Hidup Rabi’ah Al Adawiyah, Surabaya, 1933.
  • Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 4, Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997.
·         http://www.emzeth.com

Recent Posts