MAKALAH PSIKOLOGI
KEMAMPUAN PERASAAN dan EMOSI
Disusun :
I Adam rahadian ashari
I Ahmad rijal hadiyan
I Ana adelia khoirunnisa
I Ari wahyuni
I Dea andriyawan
I Dian ekawati
I Ela sari
Ilmu komunikasi jurnalistik A
Universitas Islam Negri Sunan
Gunung Djati Bandung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Dengan judul PERASAAN dan EMOSI
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
BANDUNG,07-NOVEMBER-2012
Penyusun
Kemampuan Perasaan dan Emosi
PERASAAN
Perasaan atau dalam istilah lain disebut "Renjana" adalah gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan pertiepsi dan thalami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan tingkatannya.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun menghadapi stimulus yang sama. Kualitas perasaan ditentukan oleh perasaan senang-tidak senang, gembira sedih, dan simpati-antipati.
Perasaan atau dalam istilah lain disebut "Renjana" adalah gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan pertiepsi dan thalami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan tingkatannya.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun menghadapi stimulus yang sama. Kualitas perasaan ditentukan oleh perasaan senang-tidak senang, gembira sedih, dan simpati-antipati.
CIRI-CIRI PERASAAN
Perasaan memiliki Ciri-ciri spesifik, yaitu:
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
• Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola favoritnya menang.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma masa lalu.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
• Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih karena tim favoritnya kalah.
• Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
• Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya baik.
• Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.
a. Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
• Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim sepakbola favoritnya menang.
• Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan trauma masa lalu.
b. Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
• Pada saat menonton pertandingan sepakbola, ada penonton yang bersorak gembira karena kesebelasan yang dijagokan dapat menjebol gawang lawan, tetapi di pihak lain ada yang sedih karena tim favoritnya kalah.
• Dalam keluarga, pada saat menanti anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tetapi si bapak mungkin tenang-tenang saja.
c. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
• Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya baik.
• Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.
JENIS PERASAAN
Bigot dkk. (1950) memberikan klasifikasi perasaan
sebagai berikut:
1. Perasaan keinderaan, yaitu
perasaan yang berkaitan dengan alat indera, misal perasaan yang berhubungan
dengan pencecapan, misal rasa asin, pahit, manis dan sebagainya.
2. Perasaan psikis atau kejiwaan,
yang masih dibedakan atas:
a. Perasaan intelektual
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang dapat
memecahkan sesuatu soal atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari
segi intelektualnya. Perasaan ini juga merupakan pendorong atau motivasi
individu dalam berbuat dan merupakan motivasi dalam lapangan ilmu pengetahuan.
b. Perasaan kesusilaan
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami
hal-hal yang baik atau buruk menurut norma-norma kesusilaan.
c. Perasaan keindahan atau perasaan estetika
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami
sesuatu yang indah atau yang tidak indah.
d. Perasaan kemasyarakatan atau perasaan sosial
Yaitu perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan
interaksi sosial, yaitu hubungan individu satu dengan individu lain.
e. Perasaan harga-diri
Perasaan harga-diri ini dapat positif, yaitu apabila
individu dapat menghargai dirinya sendiri dengan secara baik, tetapi sebaliknya
perasaan harga-diri ini dapat negatif, yaitu apabila seseorang tidak dapat
menghargai dirinya secara baik.
f. Perasaan KeTuhanan
Perasaan ini timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan
yang mempunyai sifat-sifat serba sempurna. Perasaan ini merupakan perasaan
tertinggi atau terdalam. Perbuatan manusia yang luhur, yang suci bersumber pada
perasaan keTuhanan ini. Dengan perasaan keTuhanan segala sesuatu akan tertuju
kepadaNya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
PERASAAN
a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
• Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
• Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
• Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
• Individu yang kepribadiannya mudah marah.
• Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang
sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang normal.
Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi, dan ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan
a. saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang timbul tatkala pal itu sudah menjadi kenangan.
b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens daripada mendengar suara gaduh.
c. Intensitas dipengaruh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang berulang¬ulang membosankan, perasaannya tidak senang dibanding pada saat pertama kali memutar VCD tersebut.
a. Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
• Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitif dibandingkan orang sehat.
b. Struktur kepribadian individu memengaruhi individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
• Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
• Individu yang berkepribadian extravert kebal terhadap perasaan.
• Individu yang kepribadiannya mudah marah.
• Kepribadian peramah biasanya perasaannya halus.
c. Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang
sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan dibanding orang yang normal.
Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut. Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi, dan ingatan, misalnya perasaan saat bertemu dengan
a. saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang timbul tatkala pal itu sudah menjadi kenangan.
b. Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan pendengaran, misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens daripada mendengar suara gaduh.
c. Intensitas dipengaruh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya apabila mendengar musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d. Intensitas perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang berulang¬ulang membosankan, perasaannya tidak senang dibanding pada saat pertama kali memutar VCD tersebut.
Dimensi Perasaan
Menurut Wund
Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu:
a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya jelek
b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai menari-nari.
c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Contoh:
• Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan ke Sl Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
• Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya betul-betul gembira sekali.
Menurut Wund
Seperti dikemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu:
a. Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya jelek
b. Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu disertai perilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai menari-nari.
c. Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Contoh:
• Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan ke Sl Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
• Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya betul-betul gembira sekali.
Emosi
Emosi adalah merupakan reaksi yang kompleks yang
mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam
kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat, karena itu emosi lebih
intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan
dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen
(Carlson, 1987) adanya tiga rules, yaitu :
- masking
Yaitu keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau
dapat menutupi emosi yang dialaminya.
- modulation
Yaitu orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai
gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi saja.
- simulation
Yaitu orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi
seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian.
TEORI-TEORI
EMOSI
- Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala kejasmanian.
- Teori yang hanya mencoba mengklasifikasikan dan mendiskripsikan pengalaman emosional (emotional experiences).
- Melihat emosi dalam kaitannya dengan perilaku, dalam hal ini adalah bagaimana hubungannya dengan motivasi.
- Teori yang mengaitkan dengan aspek kognitif.
AFEK DAN EMOSI
Ak fek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
• Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, clan membanting benda dari sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat, dan gemetar.
• Anak yang fidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.
Ak fek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan kejasmanian.
Contoh :
• Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, clan membanting benda dari sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat, dan gemetar.
• Anak yang fidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.
JENIS GANGGUAN AFEK DAN KOMUNIKASI
a. Depresi atau melankolis
• Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
• Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, TD dan Pols turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
b.K ecemasan (ansietas):
• Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, dan lekas terkeiut.
• Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, TD meninggi, peristaltik bertambah.
• Ciri-ciri psikologik, misalnya sedih, susah, murung, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan yang patologis.
• Ciri-ciri somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau dingin, TD dan Pols turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi atau kegelisahan.
b.K ecemasan (ansietas):
• Ciri-ciri psikologik, misalnya khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, dan lekas terkeiut.
• Ciri-ciri somatik, misalnya palpitasi (debaran jantung yang cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, TD meninggi, peristaltik bertambah.
Sakit Mental karena Gangguan Emosi
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Sakit mental karena gangguan emosi antara lain:
a. Neurosis cemas-Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Kecemasan tidak ada kaitannya dengan benda atau keadaan, tetapi mengambang bebas.
Gejalanya: .
• Faktor somatik, misalnya napas sesak,
dada tertekan, kepala seperti mengambang,
linu, lekas
capek, keringat dingin, dan palpitasi.
• Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara cepat
terputus-putus.
b. Neurosis histerik-Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya: Kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia, analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state.
c. Neurosis fobik-Adanya perasaan takut yang.berlebihan terhadap benda atau keadaan, yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.
d. Neurosis depresi-Gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya:
• Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan..
• Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, malas bergaul.
linu, lekas
capek, keringat dingin, dan palpitasi.
• Faktor psikologik, misalnya perasaan was-was, khawatir, dan bicara cepat
terputus-putus.
b. Neurosis histerik-Fungsi mental dan jasmani hilang tanpa dikehendaki. Gejalanya: Kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang, anestesia, analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state.
c. Neurosis fobik-Adanya perasaan takut yang.berlebihan terhadap benda atau keadaan, yang oleh individu disadari bukan sebagai ancaman.
d. Neurosis depresi-Gangguan perasaan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya:
• Faktor somatik, misalnya perasaan tak senang, tak bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan..
• Faktor psikologik, misalnya pendiam, rasa sedih, pesimistik, putus asa, malas bergaul.
KESIMPULAN
Perasaan dan emosi pada umumnya
disifatkan sebagai keadaan (state) yang ada pada inividu atau organisme
pada sesuatu waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun
gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu.
Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan
pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang
dialami oleh organisme.
Referensi :
http://riswantobk.wordpress.com/2011/05/02/definisi-perasaan-dan-emosi/
http://www.wikipedia.com
http://jenis perasaanemosi.org
0 komentar:
Posting Komentar