Jumat, 15 Maret 2013

Berfikir dan Intelegensi - Psikologi Semester 1

BERPIKIR DAN INTELEGENSI
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Psikologi
 

Nama Anggota                                                        NIM
1.     ADI PERMANA                                                 1124050004
2.     AHMAD SIDIK                                                   1124050009
3.     ANISA NURUL MUFIDA                                     1124050014
4.     ARIS DARUSSALAM                                         1124050019
5.     BAYU AGUNG                                                   1124050024
6.     DEDE LUKMAN                                                 1124050029
7.     DINA SITI MAULUDINA                                      1124050034
8.    ELINDA AGUSTIN                                              1124050039

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
 SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
Jl. A. H. Nasution No. 105 Telp.(022) 7803936 Bandung 40614
Website : http//www.uinsgd.ac.id Email : Info@uinsgd.ac.id
2012-2013
KATA PENGANTAR
            Segala ucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberberikan rahmat dan hidayahnya beserta segala kemudahan, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Intelegensi dan Berpikir” dengan sebaik mungkin dan insya Allah bermanfaat bagi semua pembaca.
            Dalam proses penyelesaian makalah ini, tim penulis banyak mendapatkan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini tim penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
1)    Allah SWT yang telah berkenan memberikan kekuatan baik lahir maupun batin dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ini
2)    Ibu Elly Marlina, M.Si. Selaku Dosen Belajar dan pembelajaran.
3)    Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu penyusunan tugas ini
            Dalam makalah ini akan di kemukakan penjelasan atau uraian dari bab II mengenai pengertian Intelegensi, pengertian Berpikir, macam-macam kegiatan berpikir, dan tentang tes intelegensi. Kemudian diakhiri dengan saran dan kritik dari
            Dengan selesainya makalah sebagai salah satu tugas “Psikologi” ini, tim penulis menyadari bahwa makalah penuh dengan kekurangan, tak ada gading yang tak retak oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk makalah yang lebih baik kedepannya. Dan akhirnya dengan penuh harapan semoga karya kecil ini bermanfaat juga menambah wawasan bagi pembaca. Amin yaa rabbal ‘alamin.

                                                             Bandung, 7 november 2012
Penyusun
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
                                    Inteligensi hampir disamakan dengan “kecerdasan”, walaupun sepintas lalu kelihatan jelas, rupanya tidak mudah dirumuskan, karena tidak semua orang menyatakan hal yang sama untuk istilah tersebut. Hampir semua orang memiliki pemikiran mengenai apa yang diartikan sebagai intelegensi atau kecerdasan; misalnya “kecerdasan”, “kemengertian”, “kemampuan untuk berpikir”, “kemampuan untuk menguasai”, dan sebagainya.
                                    Kesulitan timbul karena menganggap bahwa kecerdasan atau intelegensi adalah suatu “benda”. Misalnya, pendapat orang yang mengatakan “dia pandai karena memiliki IQ yang tinggi” atau “ dia berhasil memasuki perguruan tinggi karena pandai”, di sini dianggap bahwa masing-masing pernyataan tersebut memiliki kuantitas sesuatu yang dinamakan “intelegensi”
Kegiatan berintelegensi dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang terjadi atau dialami. Dengan demikian kegiatan intelgensi manusia selalu tersituasikan dalam kondisi subjek yang bersangkutan dengan berusaha untuk memahami sesuatu yang dialami. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi. Berpikir adalah sesuatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak, perasaan dan kehendak. Untuk itulah tim penulis akan mencoba mempelajari, meringkas, serta menjelaskan mengenai berpikir dan intelegensi ini. Karena sama-sama dari pikiran (otak), apakah akan sama antara berpikir dengan intelegensi?. Lebih jelasnya mari baca makalah ini.
1.2       Rumusan Masalah
                        Rumusan masalah yang akan saya angkat dan bahas dalam makalah ini   diantaranya :
a.      Pengertian Intelegensi dan berpikir
b.      Intelegensi Menurut Para Ahli
c.      Macam-macam Intelegensi dan berpikir
d.      Teori-Teori dan Ciri-Ciri Intelegensi
e.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
f.       Macam-Macam Pengukuran Intelegensi
g.      Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan
h.      Proses dan Manfaat Berpikir
i.        Hasil Proses Berpikir
j.        Tingkat-tingkat dan Gangguan Dalam Berpikir
1.3      Tujuan Permasalahan
a.    Mengetahui Pengertian Intelegensi dan berpikir
b.    Mengetahui Intelegensi Menurut Para Ahli
c.    Mengetahui Macam-macam Intelegensi dan berpikir
d.    Mengetahui Teori-Teori dan Ciri-Ciri Intelegensi
e.    Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
f.     Mengetahui Macam-Macam Pengukuran Intelegensi
g.    Mengetahui Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan
h.    Mengetahui Proses dan Manfaat Berpikir
i.      Mengetahui Hasil Proses Berpikir
j.      Mengetahui Tingkat-tingkat dan Gangguan Dalam Berpikir
1.4      Manfaat
                   Diharapkan dengan penyusunan makalah ini bisa membantu untuk orang-orang baik untuk mahasiswa dan umum sekalipun bisa mengetahui bagaimana ruang lingkup psikologi dan bagian dari dalamnya yaitu kemampuan intelegensi pada kehidupan manusia dalam sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Intelegensi
A.        Pengertian Intelegensi
   Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” dan Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere” artinya memahami. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
   Dari segi Istilah inteligensi adalah kecerdasan. Kemampuan seseorang dalam berfikir dan belajar, memecahkan masalah, memproses sesuatu, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan. Setiap individu mempunyai inteligensi yang berbeda – beda. Sebagai contoh, seorang dokter dan seorang supir angkot. Sang dokter pandai dalam mengobati pasien, dan sang supir angkot pandai dalam mengemudikan angkotnya. Para tokoh yang berpendapat bahwa inteligensi merupakan bawaan dari lahir yaitu Arthut R Jensen, Sir Cyril Burt, Woodrow dan David Wechsler. Tokoh yang beranggapan bahwa inteligensi ditentukan oleh lingkungan yaitu Jerome S Kegan. Dan tokoh – tokoh yang beranggapan bahwa inteligensi merupakan hasil dari keturunan, lingkungan dan interaksi antara keduanya Crow, Hilgard, dan Clark.
B.        Intelegensi Menurut Para Ahli
a.  Wangmuba, Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan         umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam     kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat          spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu            suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau     ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.
b.  Claparde dan Stern intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan        diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.
c.  K. Buhler intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau            pengertian.
d.  David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
e.  Howard Gardner, Inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Inteligensi bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang tertutup yang terlepas dari lingkungannya. Akan tetapi, inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam macam.
f.   L.L. Thurstone mengemukakan 7 faktor dasar :
1.    Verbal comprehension (v), kecakapan untuk memahami pengertian yang diucapkan dengan kata – kata.
2.     Word fluency (w), kecakapan dan kefasihan dalam menggunakan kata – kata.
3.    Number (n), kecakapan untuk memecahkan soal matematika.
4.    Space (s), kecakapan tilikan ruang, sesuai dengan bentuk hubungan formal
5.    Memory (m), kecakapan untuk mengingat
6.    Perceptual (p), kecakapan mengamati dan menafsirkan.
7.     Reasoning (r), kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip – prinsip.
g.      George D. Stodard, Intelegensi adalah kecakapan dalam menyatakan tingkah laku, yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.    Mempunyai tingkat kesukaran
2.    Kompleks
3.    Abstrak
4.    Ekonomis
5.    Memiliki nilai – nilai sosial
6.    Memiliki daya adaptasi dan tujuan
7.    Menunjukkan kemurnian (original)
h.      Lewis Medison Terman, Intelegensi terdiri atas dua faktor :General ability (faktor G), yaitu kecakapan umum dan special ability(faktor S),yaitu kecakapan khusus.
i.       Carl Witherington Dalam buku Educational psychlogy, Witherington mendefenisikan intelegensi sebagai berikut : (intelegensi adalah kesempurnaan bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan-kemampuan / kegiatan-kegiatan)
C.        Macam-macam Intelegensi
            a) Intelegensi terikat dan bebas
                 Intelegensi suatu mahluk yang       bekerja dalama situasi – situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan. Intelegensi bebas, terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan Intelegensinya orang selalu ingin mengadakan perubahan – perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan telah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lain lebih tinggi dan lebih maju.
            b) Intelegensi menciptakan dan meniru
                 Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan – tujuan baru dan mencari alat- alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. Intelegensi meniru, yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang diucapkan maupun yang ditulis.
D.        Teori-Teori Intelegensi
1.  Teori Faktor, dikembangkan oleh Spearman ke dalam kemampuan     mental              manusia. Yakni :
a. (factor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah atau     tugas – tugas secara umum (misalnya,kemampuan menyelesaikan soal –       soal matematika)
b. (factor kemampuan khusus) :kemampuan menyelesaikan masalah atau    tugas–tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal          perkalian,atau penambahan dalam matematika)
2.  Teori Struktural Intelektual Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki jenis keunikan             tersendiri adalah sbb :
a. Operation (aktivitas pikiran atau mental) diantaranya Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”, Convergent production yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS. Evaluation yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis
b. Content (isi informasi) yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata. contohnya Auditory yakni informasi-informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga).
c. Product (bentuk informasi yang dihasilkan) Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata. Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil. Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani.
3. Teori Kognitif Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam beberapa komponen yaitu:
a.    Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas
b.    Komponen kinerja adalah proses pada urutan lebih rendah yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas
c.    Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan
4. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences) Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya :Inteligensi bahasa, Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical), Inteligensi ruang (spatial intelligence), Inteligensi musik (musical intelligence), Inteligensi gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence), Inteligensi intrapersonal.
E.        Ciri-Ciri Intelegensi
1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).
2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
Ciri – ciri tingkah laku yang intelegen menurut Effendi dan Praja (1993):
1) Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas.
2) Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, senua tenaga dan alat – alat yang digunakan dalam suatu pemecahan masalah terkoordinasi dengan baik.
3) Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga, ketangkasan, dan kepatuhan.
4) Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis, dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan terhadap situasi yang baru.
5) Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman, tenang, gairah, penuh kepercayaan, akan sukses/optimal.
6) Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7) Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat.
8) Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang meliputi sikap dasar dan jiwa yang terbuka.
F.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
a. Pengaruh faktor bawaan, Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).
b. Pengaruh faktor lingkungan Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).
c. Stabilitas intelegensi dan IQ Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak.
d. Pengaruh faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
e. Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
f. Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
g. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
            Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang individu.
G.        Macam-Macam Pengukuran Intelegensi
Tes kemampuan adalah suatu tes yang dirancang untuk mengukur kapasitas atau potensi seseorang dan bukanya apa yang sudah dicapai (actual achievement), yang pada intinya terdiri dari dua bagian, yaitu: Tes intilegensia (Tes of intelegence) yang biasanya digunakan untuk mengukur keseluruhan kapasitas dan kemampuan memecahkan masalah (problem solving), Tes ketangksan (Aptitude Tes) yang biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan belajar yang membutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu.
            Adapun tes inteligensi yang standar antara lain, adalah:
1.    Tes Binet-Simon: intelegensi yang pertama kali diciptakan oleh Alfred Binet Simon tahun 1908 di Perancis. Tes ini mulanya sangat sederhana dan hanya untuk anak-anak saja. Akhirnya mendapat sambutan baik dari para ahli, sehingga banyak yang menyempurnakannya. Dengan menggunakan tes intelegensi, dapat ditentukan tingkat kecerdasan atau inteligensi quotient (IQ) seseorang. Untuk mencari IQ rumusnya adalah:
Keterangan :
·         MA (mental Age atau Umur Psikis), yaitu berapa tahun umur yang normal dapat setingkat dengan kecerdasa anak yang bersangkutan. Misalnya si Ali yang berumur 5 tahun dapat menjawab tes sebanyak 20 soal dengan benar. Sedangkan anak normal yang dapat menjawabnya adalah berumur 6 thun. Jadi, berarti umur psikis Ali adalah sama dengan 6 tahun.
·         CA (Chronological Age atau Umur Kalender), yaitu umur anak yang sebenarnya ,menurut penanggalan (kalender). Ali, misalnya CA-nya adalah 5 tahun, maka: Angka IQ Ali sebesar 120 berarti ia tergolong anak yang cerdas (superior). Dibawah ini dijelaskan arti dari angka IQ.
140 – keatas luar biasa cerdas (genius)
120 – 139 sangat cerdas (superior)
110 -119 diatas normal
70 -79 bordeline (garis batas)
50 – 69 debile
26 – 49 embicile
0 -25 idiot
2.    Tes Weschler:  tes intelegensi yang dibuat oleh Weschler Bellevue tahun 1939. Tes ini ada 2 macam. Pertama untuk umur 16 tahun ke atas,  dan kedua tes untuk anak-anak. Tes Weschler meliputi dua sub, yaitu verbal dan performance (tes lisan dan perbuatan dan keterampilan). Tes lisan meliputi pengetahuan meliputi pengetahuan dan umum, pemahaman, ingitan, mencari kesamaan, hitungan dan bahasa.
Sedangkan tes keterampilan meliputi:
·         Menyusun gambar
·         Melengapi gambar
·         Menyusun balok-balok keciltes
·         Menyusun bentuk gambar
·         Sandi (kode angka-angka)
                 Sistim scoring tes Weschler berbeda dengan Binet-Simon. Jika Binet-Simon menggunakan skala umur maka Weschler dengan skala angka. Pada tes Weschler setiap jawaban diberi skor tertentu. Jumlah skor mentah itu dikonversikan menurut daftar tabel konversi sehingga diperoleh angka IQ. Persamaan tse Weschler dengan Binet-Simon yaitu kedua tes tersebut dilaksanakan secara individual (perorangan). Selain tes Binet-Simon dan Weschler sebagaimana dikemukakan diatas masih ada lagi tes inteligensi, yaitu tes armnya alpha dan beta.
3.    Tes army alpha dan beta:  Tes Army Alpha khusus untuk calon tentara yang pandai membaca, sedangkan yang army beta untuk calon yang tidak pandai membaca. Tes ini diciptakan pada mulanya untuk memenuhi keperluna yang mendesak dengan menyeleksi calon tentara waktu Perang Dunia II.
4.    Tes Progresive Metrices: Tes inteligensi ini diciptakan oleh L.S Penrose dan J.C Laven di inggris tahun 1938. Tes ini rombongan dan perorangan. Berbeda dengan Binet Weschler, tes ini tidak menggunakan percentile.
H.        Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan
            Memang kecerdasan/inteligensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks, intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain, seperti faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelejensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan dirirnya dapat gagal pula. Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
            Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelejensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggagu atau yang merintanginya. Akan tetapi intelejensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Kecerdasan atau intelejensi seseorang memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya.





2.2    Berpikir
A.        Pengertian Berpikir
            Berpikir adalah fungsi kognitif yang memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Pikiran juga mempertahankan pengalaman saat ini,  hal tersebut dilakukan dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah. Proses ini disebut penalaran yang bisa disebut. 
Pada hakikatnya, berpikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan makhluk lain. Dengan dasar berpikir ini, manusia dapat mengubah keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya. Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal; manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan intinya, sebagai sifat hakikat, sedangkan makhluk sebagai genus yang merupakan dhat, sehingga manusia dapat dijelaskan sebagai makhluk yang berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untk mencapai kebenaran,keindahan, kebaikan. Dengan akal inilah, manusia dapat berpikir untuk mencari kebenaran hakiki.
B.        Macam-Macam Berpikir
            1.  Berpikir Asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide mErangsang           timbulnya ide lain, jadi ide-ide timbul secara bebas.jenis-jenis berpikir asosiatif:
a)      Asosiasi Bebas: suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi, atau anak yang belum sempat diberi makanan.
b)      Asosiasi terkontrol: akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain entang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, merknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain.
c)      Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d)      Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal, yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e)      Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2.   Berpikir terarah, yaitu proses yang sudah ditentukan sebelumnya dan di arahkan pada pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah yaitu:
a)      Berpikir kritis, yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b)      Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem dan hal-hal yang baru,
3.   Berpikir Analogis
            Berfikir anologis adalah berfikir dengan cara menyamakan ata membandingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah dialami. Orang yang berfikir ini juga bertanggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang.
Contoh: Setiap hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor kelihatan berawan terbal, dan tidak lama sesudah itu hujan lebat turun sampai sore. Pada suatu hari kira-kira jam 11.00 udara dikota Bogor berawan tebal. Kesimpulannya sudash tentu sebentar lagi akan turun hujan lebah sampai sore.
4.   Berpikir deduktif
        Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan yang umum. Disebut juga dengan silogisme karena dalam berpikir deduktif, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus.
5.   Berpikir Induktif
        Berpikir induktif adalah berpikir yang dimulai dari hal-hal khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum.
6.   Berpikir Evaluatif
        Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat untuk tidaknya suatu gagasan.
C.        Proses Berpikir
                        Kemampuan berpikir sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia.             1. Berbagai cara pemecahan masalah
        Berfikir selalu berhubungan dengan masalah, baik masalah yang timbul dari situasi masa kini. Proses pemecahan masalah itu dinamakan proses berfikir. Dari kegiatan jiwa tersebut, ada beberapa factor yang biasanya tidak dapat ditinggalkan dalam berfikir. Apa masalahnya, bagaimana memecahkannya, apa tujuannya, factor – factor apa saja yang membantu..
2. proses berfikir dan kegiatan jiwa dalam berfikir
a. proses berfikir dalam memecahkan masalah:
- ada minat untuk memecahkan masalah
- memahami tujuan pemecahan masalah itu
- mencari kemungkinan – kemungkinan pemecahan masalah itu
- menentukan kemungkinan mana yang digunakan
- menjelaskan kemungkina yang dipilih untuk memecahkan masalah.
b. Dalam proses berfikir timbul kegiatan jiwa:
- membentuk pengertian
- membentuk pendapat
- membentuk pendapat
D.        Manfaat Berpikir
                                    Menurut Rahmat, berpikir dilakukan orang dengan tujuan untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Memahami realitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal.            1. Mengambil Keputusan
                   Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan-keputusan yang beranekaragam. Dalam mengambilnya meliputi tanda-tanda umum yang merupakan hasil pemikiran yang selalu melibatkan pilihan dalam berbagai alternatif dan melibatkan tindakan nyata. Selain itu faktor personal mempengaruhi dalam mengambil keputusan yaitu: kognisi yang artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki, motif, dan sikap yang akan memecahkan masalah.
2.   Memecahkan Persoalan
        Proses memecahkan masalah itu berlangsung melalui 4 tahap:
a.    Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat karena sebab-sebab tertentu.
b.    Mencoba menggali memori untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa lalu.
c.    Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah yang di ingat atau dapat dipikirkan. Pada tahap ini terjadi trial an error yang disebut dengan penyelesaian mekanik.
d.    Mulai menggunakan lembaga-lembaga verbal atau grafis untuk mengatasi masalah;mencoba memahami situasi yang terjadi, mencari jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat.
3.   Menghasilkan Sesuatu yang Baru
Fungsi berpikir yang lain adalah menciptakan sesuatu yang baru berpikir secara kreatif berarti berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang lain dari yang sudah ada. Berpikir kreatif adalah berpikir analogis-metoforisII. George Lakoff dan Mark Johnson menjelaskan bagaimana pemikiran kreatif ini berhasil memperluas cakrawala pemikiran.ciri-ciri orang yang kreatif:
a.    Kemampuan Kognitif, termasuk kecerdasan di atas rata-rata kemampuan melahirkan gagasan baru, gagasan yang berlainan
b.    Sikap yang terbuka orang kreatif mempersiapkan diri stimulasi internal dan eksternal, memiki pemikiran yang berragam dan luas.
c.    Sikap yang bebas, otonom dan percaya pada diri sendiri.
E.        Hasil Proses Berpikir
                        1. Pengertian
                        Pengertian adalah hasil proses berfikir yang merupakan rangkuman sifat –            sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan dalam suatu             pernyataan.
a.      perbedaan tanggapan dengan pengertian. Tanggapan adalah hasil pengamatan yang merupakan gambaran/lukisan/ kesan dari pengamatan yang tersimpan dalam jiwa. Pengertian adalah hasil berfikir yang merupakan rangkuman sifat – sifat pokok dari suatu baran gkenyataan yang dinyatakan dengan suatu perkataa.
b.      Pengertian lengkap dan tidak lengkap, Pengertian kita mengalami perkembangan, tiap – tiap kita mempunyai sifat – sifat yang terhitung pokok dapat dilengkapi pengertian kita. Makin lengkapnya pengertian, kita tidak semata – mata tergantung pada pengulangan pengamatan saja tetapi kegiatan fikiran kita sangat berpengaruh pula.
c.      pengertian empiris dan logis, Pengertian empiris disebut pula pengertian pengalaman, yakni pengertian yang dibentuk dari pengalaman hidup sehari – hari. Pengertian logis biasanya diperoleh dengan aktivitas fakir dengan sadar dan sengaja memahami sesuatu. Karena pengertian logis ini banyak digunakan dalam kalangan ilmu pengetahuan maka disebut juga pengertian ilmiah.
d.      isi dan luas pengertia, isi pengertian, yaitu segala sifat – sifat yang terdapat pada segala barang kenyataan yang tercantum dalam pengertian itu. Sedangkan luas pengertian, yakni banyaknya barang – barang yang dapat masuk kedalam pengertian dan dapat pula dikenakan padanya sifat – sifat dari pengertian isi tersebut.
e.      pengertian tinggi dan rendah, Pengertian tinggi : dikatan pengertian tinggi kalau pengertian itu mempunyai unsure – unsure / sifat – sifat yang tidak. Pengertian rendah, dikatakan pengertian rendah kalau pengertian itu mempunyai unsure – unsure / sifat – sifat yang banyak dan karenanya pengertian itu hanya meliputi barang yang sedikit jumlahnya.
f.       proses pembentukan pengertian logis
·         proses analisis: menguraikan unsure – unsure / sifat – sifat / cirri – cirri dari suatu objek yang sejenis.
·         Proses komparasi: membandingkan unsure – unsure / sifat – sifat yang telah dianalisis
·         Proses abstraksi: menyisihkan sifat – sifat kebetulan/tambahan dari sifat – nsifat umum dan yang tertinggal hanya sifat – sifat umum saja
·         Proses kombinasi: sifat –sifat umum yang bersamaan kita rangkum, lalukita tetapkan menjadi definisi
·         Definisi adalah penentuan atau pembatasan sifat – sifat dari isi suatu pengertian dengan kata – kata.
·         Demikianlah proses pembentukan pengertian logis yang berbeda dengan pembentukan pengertian pengalaman.
g.      Mnafaat pengertian
·         Berguna dalam kehidupan sehari – hari. Tiap manusia sejak kecil sudah belajar dan mempunyai banyak pengertian.
·         Membantu kita dapat berfikir cepat. Dalam memecahkan masalah kita perlu berfikir dan dalam berfikir kita sangat membutuhkan pengertian. Jelaslah, pengertian yang kita miliki akan memperlancar kerja piker kita.
7.   Pendapat
        Pendapat adalah  hasil pekerjaan pikir meletakkan hubungan natara tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satu dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
a.      proses pembentukan pendapat
a) menyadari adanya tanggapan/pengertian
b) menguraikan tanggapan pengertian
c) menentukan hubungan logis antara bagian – bagian.
b.      pembentukan tunggal dan majemuk kalau dalam rangkaian kata – kata terdiri dari 2 pengertian yang dirangkum menjadi satu kalimat, disebut pendapat tunggal kalau dalam suatu rangkaian kata – kata terdiri dari dua pengertian yang dirangkum dalam beberapa pendapat dikatakan pendapat majemuk.
8.   Kesimpulan
        Kesimpulan suatu pendapat baru yang dibentuk dari pendapat – pendapat lain yang telah ada. Macam – macam kesimpulan:
a.      Kesimpulan deduktif, dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal –hal yang lebih umum menuju hal – hal yang lebih khusus/ hal – hal yang lebih rendah Proses pembentukan kesimpulan deduktif dapat dimulai dari suatu dalil atau hokum menjuju pada hal – hal yang lebih kongkrit.
Prinsip – prinsip berfikir deduktif Silogisme, apa yang dipandang benar pada semua pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula. Mayor dan minor,
b.      Kesimpulaninduktif Dibentuk dengan cara induksi, yakni dimulai dari hal-hal yang khusus menuju pada hal-hal yang umum. Proses pembentukan kesimpulan yang induktif ini dimulai dari situasi yang konkrit menuju hal-hal yang asbrak.
c.      Kesimpulan analogi Kesimpuan yang diambil dengan jalan analogi dari pendapat khusus ke pendapat khusus lainnya, dengan cara membandingkan situasi satu dengan situasi sebelumnya. Pada pembentukan kesimpulan dengan cara jalan analogi, jalan pikiran kita di dasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya.
F.        Tingkat-tingkat berpikir
                                    Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak. Namun demikian, dalam praktik sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara abstrak. Sehubungan dengan ini memang ada beberapa tingkat berpikir:
            1. Berpikir Konkrit, Dalam tingkatan ini berpikir masih memerlukan situasi-situasi   yang nyata.
            2. Berpikir Skematis, Sebelum meningkat pada bagian yang abstrak, memecahkan masalah dengan penyajian bahan, skema, coret-coret, diagram, symbol dan sebagainya.
            3.  Berpikir Abstrak Kemampuan berpikir manusia selalu mengalami perkembangan sebagai mana diterangkan didepan. Pada anak-anak masih dalam tingkat konkrit. Makin maju perkembangan psikisnya kemampuan berpikirnya berkembang setahap demi setahap, meningkat pada hal-hal yang abstrak, yakni tingkat bagan/ skematis.
G.        Gangguan Dalam Berpikir
1.  oligoprenia: tuna kecerdasan. Penderita oligoprenia seolah –olah dilahirkan dengan bekal yang terbatas, dan perkembangan inteleknya pun terbatas pula.
2. idiola: ketunaan yang terberat, terdapat tanda – tanda tidak dapat memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
3. imbesila: dungu, lebig ringan daripada idiot. Orang yang ini sudah bisa mandi sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangan yang terbatas.
4. debilita: tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuannya mendekati orang normal, namun taraf kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
5. demensia: mula – mula penderita mengalami perkembangan normal, tapi sesuatu sebab menyebabkan perkembangannya terhenti dan mengalami perkembngan yang mencolok.
6. delusia: (keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif). Delusia sangat erat hubungannya dengan gejala ilusi. Penderita mempunyai keyakinan yang kuat tentang sesuatu, tetapi tidak menurut kenyataan.
7. obsesia: (pengepungan). Penderita seolah – olah dikepung atau dicngkram oleh pikiran – pikiran tertentu yang tidak masuk akal. Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang mencengkram.
BAB III
PENUTUP
3.1      Kesimpulan
                                    intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu. K. Buhler seoprang ahli mengatakan “Intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian”. Intelegensi terikat dan bebas adalah Intelegensi orang selalu ingin mengadakan perubahan – perubahan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan Intelegensi menciptakan adalah Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan baru dan mencari alat- alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu
                        Terberntuknya intelegensi dilatar belakangi adanya faktor-faktor yaitu: Faktor bawaan biasanya dari keluarga, lingkungan Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi, faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan, faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
                        Berpikir adalah fungsi kognitif yang memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Berpikir sangat bermanfaat untuk memahami realita dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Memahami realitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Berpikri bisa mneghasilkan pengertian, pendapat, dan kesimpulan.
3.2       Saran
                     Penyusun makalah ini hanya manusia yang dangkal ilmunya, yang hanya mengandalkan buku referensi. Maka dari itu penyusun menyarankan agar para pembaca yang ingin mendalami masalah intelgensi dan berpikir iniagar setelah membaca makalah ini, membaca sumber-sumber lain yang lebih komplit, tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja.
                       

2 komentar:

Recent Posts