A. Masyarakat
Multikultural
1. Pengertian
Sebagaimana
pengertian Masyarakat ialah
sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Dan juga
sebagaimana pengertian Multikultural
yang berasal dari kata multi dan kultur, yang berarti multi ialah banyak,
sedangkan kultur ialah budaya.
Jadi
Multikultural ialah banyak kebudayaan, atau lebih kita kenal pula dengan
istilah multikulturalisme merupakan sebuah ideologi yang menekankan
pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan, multikulturalisme
juga digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di
dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan
masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang
mereka anut.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri atas banyak
struktur kebudayaan. Di dalam masyarakat
multikultural terdapat banyak
kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan
stratifikasi sosial. Masyarakat
multikultural sering juga disebut masyarakat majemuk.
2.
Ciri-ciri Masyarakat Multikultural
a.
Mempunyai struktur lebih
dari satu.
b.
Nilai nilai dasar yang
merupakan kesepakatan bersama sulit berkembang.
c.
Sering terjadi konflik
konflik yang berbau SARA.
d.
Struktur sosialnya lebih
bersipat nonkomplometer.
e.
Proses intregrasi yang
terjadi berlangsung secara lampat.
f.
Sering terjadi dominasi
ekonomi, politik dan sosial budaya.
B.
Faktor-faktor Penyebab
Timbulnya Masyarakat Multikultural
1.
Latar belakang
historis
Adanya perbedaan waktu dan jalur perjalanan ketika nenek moyang bangsa Indonesia berpindah (migrasi) dari Yunan (Cina Selatan) ke pulau-pulau di Nusantara
Adanya perbedaan waktu dan jalur perjalanan ketika nenek moyang bangsa Indonesia berpindah (migrasi) dari Yunan (Cina Selatan) ke pulau-pulau di Nusantara
2. Keadaan geografis
Keadaan ini menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki penduduk dengan budaya yang berkembang sendiri-sendiri dan sulit berkomunikasi dengan pulau-pulau yang lainnya.
Keadaan ini menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki penduduk dengan budaya yang berkembang sendiri-sendiri dan sulit berkomunikasi dengan pulau-pulau yang lainnya.
3. Pengaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
4. Kondisi iklim yang berbeda
Ada komunitas yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan.
Ada komunitas yang mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan.
5. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa
C.
Sistem Komunikasi
Masyarakat Multikultural
Sistem
merupakan satu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sedangkan sistem komunikasi itu sendiri ialah dimana
terdapat satu kesatuan terpadu baik terhadap komponen maupun elemennya dalam
hal saling berinteraksi dan bertukar informasi.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk yaitu
bangsa yang tersusun dan terbangun di atas beragam etnis, suku, budaya, agama,
dan sistem nilai. Keragaman tersebut merupakan sebuah fenomena sosial yang
tidak mungkin diubah karena memang sejak lama masyarakat Indonesia memiliki
latar belakang budaya (cultural
background ) heterogen. Heterogenitas
budaya sering kali diikuti dengan perbedaan tata bahasa, simbol dan perilaku
masyarakat yang ada di dalamnya. Komunikasi
multikultural muncul dari pemahaman tentang multikulturalisme.
Multikulturalisme pada mulanya adalah terminologi dalam
disiplin antropologi. Tetapi,sebagaimana lazimnya istilah dan konsep dalam
sebuah cabang ilmu ia kemudian digunakan juga dalam cabang ilmu lain dengan
makna dan tujuan yang tentu saja sudah bergeser. Watak masyarakat multikultural ialah
toleran, maka toleran itulah yang biasanya dijadikan patokan dalan
berkomunikasi.
Komunikasi multikultural dipengaruhi oleh berbagai
simbol kebudayaan yang bersumber
dari karakter individual manusia sebagai subyek penentu
pertumbuhan, perkembangan dan perubahan budaya suatu masyarakat.
Komunikasi multikultural dipengaruhi oleh berbagai
simbol kebudayaan yang bersumber
dari karakter individual manusia sebagai subyek penentu
pertumbuhan, perkembangan dan perubahan budaya suatu masyarakat.
Komunikasi dalam konteks lintas kultur ini dapat
dilakukan lewat bahasa verbal maupun simbolik. Dengan menggunakan pendekatan
teori interaksi simbolik maka komunikasi multikultural mempunyai peran sangat
penting untuk mengamati nilai dan makna yang dianut oleh subyek penelitian. Dengan
teori interaksi simbolik ini peneliti dapat memahami bagaimana sifat khusus
yang ada pada berbagai
etnis sehingga mereka memasuki proses komunikasi multikultural. Komunikasi multikultural juga mengedepankan
dialog antar berbagai komunitas dan tokoh masyarakat dengan menggunakan
pendekatan kultur.
Sistem
komunikasi masyarakat multikultural mengalami berbagai kesulitan karena
objeknya ialah yang memiliki perbedaan baik kebudayaan berbahasa, adat
kebiasaan, juga nilai-nilai religious, sehingga dalam berkomunikasi sering
terjadi permasalahan, diantaranya :
a.
Konflik
Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi
Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi
b.
Integrasi
Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis
Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di Indonesia:
f. adanya penggunaan bahasa Indonesia
g. adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air
h. adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila
i. adanya jiwa dan semangat gotong royong yang kuat serta rasa solidaritas dan toleransi keagamaan yang tinggi
j. adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang lama diderita oleh seluruh bangsa di Indonesia
Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis
Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di Indonesia:
f. adanya penggunaan bahasa Indonesia
g. adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air
h. adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila
i. adanya jiwa dan semangat gotong royong yang kuat serta rasa solidaritas dan toleransi keagamaan yang tinggi
j. adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang lama diderita oleh seluruh bangsa di Indonesia
c. Disintegrasi
Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagian
Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagian
d. Reintegrasi
Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telas melembaga (institutionalized) dalam diri warga masyarakat.
Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telas melembaga (institutionalized) dalam diri warga masyarakat.
Akan tetapi
ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah
komunikasi yang timbul akibat keanekaragaman dan perubahan kebudayaan, yaitu
melalui :
1. Asimilasi
2. self-segretion ialah masing-masing pihak memisahkan diri dan
saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegang.
3. integrasi
4. pluralisme